News Kompasindo - Lebih dari 100 an orang dari sejumlah ormas kepemudaan dan
serta mahasiswa mengelar unjuk rasa di Kota balikpapan, Mereka menolak
keberadaan Front Pembela Islam atau FPI serta Gerakan nasional Pembela Fatwa
Majelis Ulama Indonesia ( GNPF-MUI ).
Para pengunjuk rasa yang menamakan diri Aliansi Pemuda
Pemudi Muslim Balikpapan ( APPMB ) menuntut agar Wali Kota Balikpapan tidak
memberikan ijin kedua organisasi itu melakukan aktivitas apapun di Balikpapan
yang dikhawatirkan akan menggangu keberagamaan dan kebhinekaan masyarakat yang
telah ada.
"GNPF-MUI itu merupakan gerakan politik dan arahnya
sangat menggangu Stabilitas keagamaan dan keberagaman bangsa", Ujar Ketua
Umum Gerakan Pemuda Ansor Kalimantan Timur, Muhammad Fajri Al Faroby.
Dia juga mencontohkan sikap GNFU-MUI dalam dua kali
melakukan unjuk rasa di Jakarta pada akhir 2016 yang menuduh umat Islam menolak
ikut di dalam unjuk rasa tersebut "dipertanyakan keyakinan dan
keimanannya".
"Dengan mengambil langkah yang berbeda, Dan
dipertanyakan keimanannya. ini kan bisa sangat menggangu", kata Al Faroby.
Selain melibatkan Ansor, Demo kali ini di ikuti oleh pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia serta Gerakan Pemuda Asli Kalimantan ( Gepak ).
Selain membacakan sejumlah orasi, perwakilan unjuk rasa juga
menyampaikan aspirasinya saat diterima oleh Wakil Wali kota Balikpapan, Rahmad
Mas'ud.
Berdasarkan keterangan dari Situs berita Prokal.co, Aktivis
Hizbut Tahrir Indonesia dan pengurus GNPF-MUI kota Balikpapan, Abdul Rais
menilai tuntutan dari APPMB itu tidak berdasar.
Menurutnya FPI dan GNPF-MUI boleh saja ( Berdiri dan
melakukan Aktivitas ) ada di kota Balikpapan selama Prosedur dan serta persyaratan
yang diatur kedalam Undang Undang telah sepenuhnya dipenuhi.
Dirinya juga mengatakan kebebasan berorganisasi, berkumpul
serta mengeluarkan pendapat telah diatur kedalam Undang Undang Dasar 1945.
" Selama ormas itu tidak melakukan pelanggaran undang undang dan peraturan
lain,maka itu sah saja berdiri".
Benarkah FPI benar di tolak di beberapa tempat ?
Dikota balikpapan, unjak rasa yang menolak Front Pembela
Islam ini bukan lah baru satu kali dilakukan.
Lima tahun yang lalu. sejumlah ormas kepemudaan juga melakukan unjuk
rasa dan menolaj keberadaan Front Pembela Islam berada di kota itu, karena
dianggap akan menggangu ketenangan antar umat beragama.
Saat itu, para pendemo yang dinamakan Forum Masyarakat
Kalimantan bersatu juga meminta Pemerintahan daerah agar menolak jika ada
permintaan FPI di Balikpapan. Banser NU dan gerakan Pemuda Anshor juga terlibat
didalam aksi ini.
Penolakan terhadap FPI sebelumnya disuarakan oleh sebagian
masyarakat di Palangkaraya, Kalimantan tenggah pada 11 Februari 2012 lalu.
Dengan menyebut dirinya sebagai Perwakilan Masyarakat Dayak, Mereka menolak
dengan keras kehadiran Iman Besar Front Pembela Islam yang diklaim akan
mengadakan Tabligh Akbar di kota tersebut.
Pemberitaan saat itu menyebutkan bahwa warga yang anti
dengan FPI sempat mendatangi Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya untuk mencegat
pesawat penumpang yang diklaim membawa pimpinan tertinggi FPI tersebut.
Pada pertenggahan bulan februari 2016 lalu, sejumlah
oraganisasi massa yang ada dikota Bayumas, Jawa Tenggah juga menolak apa yang
diklaim sebagai dekralasi FPI di kota tersebut. Penolakan itu didasari
organisasi itu identik dengan sifat tindakan kekerasannya", Kata kelompok Koalisi Benteng Nusantara.
Pada akhir 2016 lalu, di Medan juga muncul penolakan
terhadap Pimpinan Besar FPI Rizieq Sihab yang akan hadir di kota Medan,
Sumatera Utara oleh sekelompok yang menamakan diri sebagai Forum Pemuda
Indonesia. mereka juga menolak kegiatan yang diselengarakan yang disebut
sebagai Road Show Aksi Bela islam jilid III.
Penolakan terhadap pembentukan Front Pembela Islam juga
pernah terjadi di kota Padang, Sumatera Barat pada november 2013 lalu, di kota
Samarinda, Kaltim, Demak, Jateng serta tulung Agung, dan Jatim.
Mereka yang menolak kehadiran FPI berada di kota tersebut
karena dinilai akan merusak suasana keberagaman serta ketenangan Umat beragama
yang telah lama ada. ( news Kompasindo )