News Kompasindo - Seorang petani, warga dusun Pengerang, Desa Salubiro,
Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Akbar ( 25 ), tewas
dimakan piton saat dirinya sedang memanen sawit pada Minggu ( 26/3/17).
Didalam kasus ini telah memberikan gambaran bahwa manusia
memang mungkin menjadi mangsa ular. namun yang tidak dapat dipikiri, seberapa
besar peluang ular dapat memangsa manusia?
Seorang peneliti hertepologi dari Institut Pertanian Bogor (
IPB ) Mirza D Kusrini mengungkapkan didalam kasus ini, peluang ular piton untuk
memangsa manusia sangat kecil.
"Piton sebenarnya biasa memangsa hewan lain seperti
babi hutan dan rusa, akan tetapi pada kondisi tertentu, piton juga dapat
memangsa manusia, tapi kasusnya tidak banyak", katanya.
Dirinya kemudian menjelaskan bahwa ular piton sebenarnya
merupakan hewan oportunis yang akan memangsa apapun juga apabila memungkinkan.
Didalam kasus yang terjadi, dirinya menduga piton tidak
berhasil mendapatkan makanan setelah mencari setelah ketemu, akhirnya memangsa
manusia.
Ular piton bisa saja kekurangan mangsa karena hidup pada
lingkungan kebun sawit dimana mangsa akan kurang melimpah. mangsa ular yang
kerap berada di kebun sawit diusir karena dianggap sebagai hama.
Piton dapat dengan sendirinya datang ke kebun sawit karena
habitat aslinya sudah berkurang atau rusak akibat telah menjadi kebun sawit.
Kekurangan didalam mencari mangsa merupakan sebab umum ular
piton dapat memangsa manusia. hal ini pernah terjadi pada tahun 2013 dimana dua
orang bocah di Amerika Serikat dimakan oleh piton yang seddang kelaparan.
Piton yang menjadi peliharaan itu merasa lapar karena baru
saja di lepas dari kandangnya. hewan itu lantas memasuki apartemen dan akhirnya
menemukan dua orang bocah yang sedang tidur.
Secara anotomi, dengan ukuran yang terbilang besar, hal ini
membuat piton dapat memakan apapun. Mirza kemudian mengungkapkan, Piton bahkan
sanggup untuk memakan aligator ( buaya ),sapi dan hewan lainnya yang jauh lebih
besar dari manusia.
"Seperti pada ular lainnya, ular piton itu tidak
memiliki rahang. jadi ular itu bisa membuka mulutnya selebar apapun dan
mengkontraksikan ototnya untuk dapat mendorong mangsanya masuk kedalam saluran
pencernaannya", kata Mirza.
Dirinya juga menjelaskan, Piton yang telah mendapatkan
mangsa, ular itu biasanya bisa diam hinga sebulan lamanya, hal ini dikarenakan
ular piton membutuhkan waktu yang lama untuk mencerna makanan tersebut.
"Maka sangat wajar jika di Sulawesi korban yang telah
ditemukan masih dalam keadaan utuh. dalam jangka waktu sekitar 2-3 hari
kedepan, mangsa biasanya masih utuh didalam perut ular tersebut", jelas
Mirza.
Dirinya juga menyarankan, untuk selalu menghindari piton dan
selalu waspada jika ke lapangan baik ke sawah, kebun apalagi ke hutan.
"Jangan pernah pergi sendiri ke hutan. pastikan selalu
berada di dalam roombongan , jadi ada yang bisa membantu", katanya.
Dirinya kemudian mengatakan bahwa ular piton biasanya berada
diatas pohon. jadi saat berjalan, dirinya mengingatkan agar selalu melihat ke
atas dan mewaspadai keberadaan ular tersebut.
"Kalau menemukan ular itu, lebih baik segera mundur dan
jangan malah diganggu", ujar Mirza.(News Kompasindo)